Penerbit : BASABASI
Tahun terbit : Maret 2018
Jumlah halaman : 176
halaman Sinopsis buku
I. Sebuah Perjalanan Lamban Sekali lagi dua kereta terparkir di pintu depan rumah di petroukoe. Dalam satu kendaraan tersebut duduklah mimi,dua anak perempuan, dan pelayan perempuan mereka dengan juru sita, jakoff yang duduk diatas kotak, sementara di kereta satu lagi sebuah kereta beratap terbuka- duduklah waloda, aku,dan pelayan kami vassili. Jarang terjadi aku menghabiskan waktu 4 hari lebih. Ketika tiba di sebuah turunan tajam kami semua keluar dan berlari menuju jembatan kecil . akhirnya kami berhenti di dekat desa tempat kami beristirahat dan makan malam. Akhirnya sebuah gerbang dibuka dan kami memasuki halamannya .
II. Hujan badai Matahari terbenam di ufuk barat dan sinar panjang nan panasnya membakar leher dan pipi ku hingga tak tertahan. Namun kami masih harus menempuh jarak sepuluh verst menuju desa selanjutnya, dan semenrata itu kumpulan awan ungu besar muncul entah dari mana – kini berarak menuju kami – segera awan telah ,menutupi wajah matahari dan biarpun demikian benda langit tersebut masih memancarkan sinar terakhirnya pada garis horizon yang gelap dan menyeramkan, dia tidak memiliki pilihan lain selain menghilang dibalik awan awan tersebut. Selanjutnya terdengar sebuah suara mengerikan yang semakin lama semakin tinggi dan menyebar semakin luas . pada saat itu kemudian muncullah manusia berpakaian rombeng dan kotor dari bawah jembatan. akhirnya turun ke atas tudung kereta terbuka beberapa titik besar air hujan – satu, dua, tiga, kemudian mendadak dan seakan tabuhan gendang sedang ditabuh keatas kepala kami, seluruh kota bergema oleh rinai hujan lebat. Akhirnya kilat pun memudar dan menyebar dan suara Guntur kehilangan kekuatannya terornya ditengah rintik monoton dari hujan. Kemudian hujan juga menmereda dan awan mulai memancar disisi matahari sebuah cahaya muncul, dan diantara awan putih kelabu mulai terlihat langit biru.
III. Sudut pandang baru Katenka duduk bersamaku di kereta terbuka,kepalanya yang manis selagi dia menatap termenung kearah jalan. Pemikiran menyatu dalam keyakinan melalui jalannya, sama seperti terkadang dengan sengkoyongan dan dengan metode yang sepenuhnya berbeda dari mereka yang memiliki kecerdasan yang berbeda, tiba pada konklusi yang sama.
IV. Di Moskow Sejak kedatangan kami di moskow perubahan konsep ku terhadap objek, orang, maupun hubungan ku dengan mereka semakin jelas. Aku merasa sangat menyesal melihat kesedihannya pada pertemuan itu.
V. Kakak laki – lakiku aku hanya satu tahun beberapa bulan dari woloda, dan dari awal kami tumbuh besar dan belajar dan bermain bersama. Aku mulai memiliki sebuah pemahaman bahwa aku bukanlah tandingan woloda dalam hal usia, selera maupun dalam hal kemampuan.VI. Masha Dari ingatanku paling awal, aku mengingat Masha,seorang penghuni rumah kami,tapi umurnya 25 tahun semenrata aku 14 tahun.
VII. Peluru kecil “ya tuhan! Mesiun!” seru Mimi dalam nada suara gemetar panik. “Apa yang sedang kau lakukan? Kau akan membakar rumah dalam sekejap dan kita semua akan mati” Bersama itu, dengan ekspresi kaku dan tak terdeskrisipkan , Mimi me,merintah semua orang untuk menyingkir,dan meskipun ada kemungkinan dari ledakan prematur, dia berjalan dengan langkah panjang dan tegas ke tempat beberapa peluru kecil yang berserakan di lantai dan mulai menginjak –injaknya.
VIII. Sejarah karl ivanitch Malam sebelum hari karl meninggalkan kami selamanya, dia sedang berdiri ( berpakaian, seperti biasanya, dalam pakaian rumah berbahan lembut dan topi merah ) dekat tempat tidur dalam ruangannya, membungkuk diatas sebuah peti selagi dia dengan hati- hati mengemas barang – barang nya. Sikapnya kepada kami sangat dingin, sepertinya dia telah memutuskan semua hubungannya dengan kami.
IX. Kelanjutan cerita karl “ Tu adalah waktu yang sangat buruk,Nikolenka,”lanjut karl, “Napolen masih hidup saat itu. Dia ingin ,menguasai jerman ,dang kami melindungi tanah kelahiran kami hingga tetes dara terakhir. Ku berada di Ulm,ku berada dibAustralitz,ku berada di Wagram.” “kau sungguh bertarung?” Tanya ku dengan tatapan takjub. “ apa kau sungguh membunuh seseorang?””sekalih satu tentara prancis tertinggal,dang jatuh ke tana,aku maju dengan pitulku,dan nyaris membunuh nya,tapi pria prancis itu membuang senjatanya,dan memohon untuk dilepaskan,dan aku membiarkannya pergi”.
X. Kesimpulan cerita karl Ivanitch Aku masih mengumpulkan pipa,dang berkata,dimanakah posisikan di austrian jangers’.’dia bertubuh besar,dabg juga tampan sepertimu,’tambah Mariechen . aku bilang ,’ aku tahu karl kalian,’’amalia,’ seru ayah ku.’ke mari! Disini ada anak muda yang tahu karl kita’ – dang ibuku tersayang muncul dari pintu belakang aku mengenalinya dalam sekejap .’kau kenal karl kami ? katanya,dang memucat bergetar, ya,aku pernah lihat dia,’kataku,tanpa berani melihat arah matanya,jantungku rasanya akan meledak. ‘karl ku masih hidup?’dia menangis ‘kalau begitu puji tuhan ! Dimana dia,karl ku?aku akan mati dengan tenang kalo bisa liat dia sekali lagi – ankku tersayang ! tapi tuhan tidak mengizinkannya. ‘ kemudian dia menangis dan aku tidak bisa berpura-pura lebih lama.’Mamma tersayang !’kataku,’aku anakmu,aku karlmu!dan dia segera jatuh di pelukanku.
XI. Satu nilai saja Tahun berdukanya sudah berakhir,Grandmamma telah bangkit dari kesedihannya,dan sekali lagi menerima tamu sesekali,terutama anak-anak yang seusia dengan kami.
XII. Kunci kami dengan susah payah turun tangga dan menyapa tamu-tamu kami ketika makan siang telah diumumkan. Papa sedang bersemangat karena waktu belakangan dia sering diatas angin. Dia memberilubotska uang dan mendadak dia ingat,setelah makan siang ,bahwa dia lupa memberikan sekotak permen coklat yang seharusnya milik lubotska.
XIII. Sang penghianat wanita Selagi menikmati permainan” kucing dan tikus “ ,aku tidak sengaja penabrak pengasuh kornakoff dengan canggung,yang bermain dengan kami dan menginjak gaunnya,membuat lubang besar padanya.
XIV. Retribusi Dalam waktu singkat,aku merasakan hasrat yang kuat terhadap perempuan secara umum dan sonetchka secara khusus aku mulai berpikir tidak ada yang menarik dalam permainan – permainan ini bahwa itu hanya cocok untuk anak perempuan.
XV. Mimpi – mimpi Selagi aku duduk di sana memikirkan ulang apa yangt telah ku perbuat, aku tidak merasakan masalahku .aku hanya merasa putus asa bahwa aku selalu tersesat.
XVI. “ terus giling dan kau mendapatkan makanannya” Aku mulai mengharapkan hukumanku hanya sampai di pengasingan, dan menemukan benakku semakin tenang dalam pengaruh sebuah dengkuran lembut,matahari yang cerah berkilauan pada Kristal yang membeku di kaca jendela,dan keramaian yang tidak asing di jalanan.
XVII. Kebencian ya,itu adalah perasaan kebenciaan yang sesungguhnya bukan kebencian yang seseorang baca dalam novel,dan yang kehadirannya tidak ku percayai.
XVIII. Ruangan para pelayan perempuan Tempat sebuah kisah yang cocok untuk novel terjadinya kisah yang begitu menyentuh dan memikatku. Pemeran utama wanita nya adalah Masha.
XIX. Masa Remaja Selama priode ketika menjalani kehidupan moral soliter dan berpusat pada diri aku begitu terpengaruh oleh pemikiran tidak masuk akal mengenai takdir seorang pria,kehidupan masa depan,dan keabdian jiwa.
XX. Woloda Woloda akan masuk universitas. Pengajar dating untuk memberinya pelajaran khusus dan aku mendengarkan dengan iri dan tanpa sadar menghormati selagi dia menggambar dengan tegas menggunakan kapur putih.
XXI. Katenka dan lubotshka Katenka kini berusia 16 tahun ,ia gadis yang dewasa ,ia sosok yang kurus malu-malu dan canggung. Lubotshka ia tidak tinngi ia sosok yang terlihat buruk satu-atunya fitur cantiknya adalah mata indahnya.
XXII. Papa Dia memenangkan beberapa permainan bagus akhir-akhir ini ,sesekali ia dating dan duduk bersama kami di malam hari sebelum pergi ke klub , dia biasa duduk di piano dan menyuruh kami berkumpul.
XXIII. Grandmamma Ia semakin melemah setiap hari,belnyagerutu Gasha,pintu yang terbanting dari kamarnya adalah suara-suara yang terus terdengar.
XXIV. Diriku hanya beberapa bulan lagi aku akan mendaftarkan diriku ke universitas ,aku belajar dengan giat tidak lagi menanti guru-guru ku dalam ketakutan,malah hal itu yang membuat ku senang . aku bersyukur dapat mengulangiapa yangt kupelajari dengan tepat.
XXV. Teman- teman woloda Aku suka duduk di dalam ruangannya jika dia memiliki tamu dan mengamati dalam diam setiap hal yang mereka lakukan. Dua orang yang sering menemui woloda adalah ajdudan militer benama dubkoff dan pangeran nechludoff.
XXVI. Diskusi –diskusi Aku membayangkan bahwa pandangan-pandangan tersebut mengimplikasikan sebuah pertanyan mengapa aku dating dan harapan untuk menyembunyikan pikirannya dariku.
XXVII. Permulaan persahabatan kami Sejak saat itu,hubungan janggal,tapii begitu menyenangkan terbentuk antara dimitri nechludoff. Di depan orang lain dia hanya sedikit memperhatikan ku, tapi setelah kita berdua,kami dapat duduk bersama di suatu sudut yang nyaman dan melupakan waktu dan segalanya yang ada di sekeliling kamni tenggelam dalam perenungan.

0 Komentar